Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo saat Rapat Kunjungan Kerja Masa Reses Komisi IX DPR RI di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (8/12/2023). Foto: Anju/nr.
PARLEMENTARIA, Manado – Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menyoroti upaya pencegahan penyakit sebagai fokus utama berdasarkan amanat Undang-Undang (UU) Kesehatan. Menurutnya, pendekatan yang lebih efektif adalah mencegah daripada mengobati.
“Nah, pada tahun 2023 sudah kita menggelunturkan begitu banyak (dana), lebih baik kita promotif dan preventif daripada kita mengobati,” kata Rahmad Handoyo kepada Parlementaria usai mengikuti Rapat Kunjungan Kerja Masa Reses Komisi IX DPR RI di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (8/12/2023).
Salah satu inisiatif yang dibahas adalah pengoptimalan alat-alat cek kesehatan yang diberikan Pemerintah kepada masyarakat, terutama di Posyandu. Lebih lanjut, kata Rahmad Handoyo, menekankan perlunya kerja sama dengan dinas kesehatan (dinkes) Provinsi Sulawesi Utara dan dinas kesehatan tingkat kota/kabupaten untuk memastikan puskesmas, posko besar, klinik, dan posyandu dapat mengoptimalkan penggunaan alat-alat tersebut.
Komisi IX meyakini bahwa jika deteksi dini lebih difokuskan maka tidak hanya akan memberikan manfaat kesehatan masyarakat, tetapi juga efisiensi dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kerja sama dengan dinas-dinas kesehatan, baik kota maupun kabupaten, agar puskesmas atau posko besar, kemudian klinik-klinik, termasuk posyandu itu, mengoptimalkan bahan atau alat yang sudah dikirim dari Pemerintah Pusat kepada masyarakat,” ujar Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
Rahmad juga menyebutkan bahwa deteksi dini penyakit adalah kunci dalam mencegah penyebaran penyakit di masyarakat. Apabila upaya ini berhasil, dirinya meyakinkan bahwa hal tersebut tidak hanya akan memberikan manfaat kesehatan masyarakat, tetapi juga efisiensi dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Karena triliunan untuk mengobati, kita ganti menjadi triliunan untuk deteksi dini, agar kita bisa menghindarkan penyakit-penyakit, khususnya penyakit yang tidak menular,” katanya.
Dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi, Legislator Dapil Jawa Tengah mendorong Dinas Kesehatan untuk fokus pada vaksinasi anak, vaksinasi dasar, vaksinasi Human Papillomavirus (HPV), dan deteksi kanker pada anak-anak remaja perempuan. Ia mengungkapkan keprihatinan terkait rendahnya cakupan vaksinasi di Provinsi Sulawesi Utara serta mendesak agar remaja-remaja dapat lebih aktif dalam deteksi dini.
“Ini kita juga mendorong kepada dinas terkait yaitu dinas kesehatan agar vaksinasi anak, untuk yang vaksinasi dasar, kemudian vaksinasi Human Papillomavirus (HPV), maupun kemudian juga deteksi kanker yang ada di anak-anak remaja perempuan, itu juga kita gelorakan. Karena cakupan di provinsi Sulawesi Utara menurut informasi tadi masih rendah. Bagaimana agar kita dorong remaja-remaja itu bisa lebih deteksi dini, potensi-potensi itu agar daya tubuh mereka juga lebih baik lagi,” jelasnya.
Seperti diketahui, Komisi IX DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Masa Reses di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Kunjungan ini menunjukkan komitmen DPR RI dalam menghadirkan solusi konkret untuk meningkatkan kesehatan masyarakat provinsi Sulawesi Utara melalui pendekatan preventif dan vaksinasi yang lebih merata. •aas/rdn