Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi Konferensi Umum UNESCO, Puan: Ini Kebanggaan untuk Rakyat RI
- 0
- 3 min read
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani. Foto: Kresno/nr.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani menyambut gembira penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pada konferensi umum Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Puan pun merasa bangga atas pencapaian ini.
“Ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi di Sidang Umum UNESCO memperkuat identitas bangsa dan menunjukkan penghargaan global terhadap Indonesia. Ini menjadi kebanggaan buat saya pribadi dan bagi lembaga DPR,” kata Puan dalam keterangan tertulis yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Diketahui, Bahasa Indonesia diputuskan menjadi bahasa resmi dalam konferensi umum UNESCO. Keputusan tersebut ditandai dengan diadopsinya Resolusi 42 C/28 secara konsensus dalam sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO tanggal 20 November 2023 di Markas Besar UNESCO di Paris, Perancis.
Bahasa Indonesia menjadi bahasa ke-10 yang diakui sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO, di samping bahasa lainnya yakni bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Perancis, Spanyol, dan Rusia. Kemudian bahasa Hindi, Italia, dan Portugis.
Puan menilai pencapaian Bahasa Indonesia dalam panggung internasional merupakan kebanggaan bagi rakyat Indonesia. Menurutnya, hal ini menjadi gerbang awal untuk Indonesia semakin dikenal di dunia. “Ini sebuah kebanggaan bagi kita semua, bangsa dan rakyat Indonesia. Negara kita adalah negara besar yang mulai menancapkan jati diri nyata di panggung dunia,” ungkap Mantan Menko PMK ini.
“Apalagi penetapan ini tidak berselang lama dengan Bulan Bahasa Nasional yang diperingati setiap bulan Oktober, tentunya kesuksesan Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang diakui Konferensi Umum UNESCO menjadi hadiah untuk rakyat Indonesia,” tutur Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
“Tentunya kesuksesan Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang diakui Konferensi Umum UNESCO menjadi hadiah untuk rakyat Indonesia”
Puan pun menyampaikan harapannya agar pengakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di Konferensi Umum UNESCO dijadikan momentum untuk meningkatkan pengembangan dan kemajuan Bahasa Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri.
“Jadi generasi muda kita harus bangga, harus melestarikan bahasa kita di dalam negeri bahkan ketika sedang berkunjung keluar negeri. Jangan pernah malu melestarikan bahasa ibu kita,” jelas Puan.
Di sisi lain, cucu Bung Karno tersebut menilai bahwa pencapaian ini mencerminkan prestasi yang membanggakan bangga Indonesia di kancah dunia. Menurut Puan, keberhasilan tersebut akan meningkatkan peran Indonesia dalam berbagai forum internasional.
“Sejak Sumpah Pemuda, kita sebagai tunas bangsa selalu mengedepankan berbahasa satu, Bahasa Indonesia. Dan kini Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa internasional. Ini merupakan titik sejarah baru untuk kemajuan ibu pertiwi,” papar perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Puan pun mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemerintah, terutama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang terus memperjuangkan agar Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional, khususnya sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO.
“Tentunya ini keberhasilan kita bersama, dan berkat perjuangan seluruh elemen bangsa yang didukung oleh rakyat. Keberhasilan ini membawa pesan bahwa dengan gotong royong, kesuksesan dapat kita raih,” ucap Puan.
Lebih lanjut, Puan menekankan pentingnya kerja sama antarbangsa dalam mendukung bahasa sebagai alat pemersatu dan perpanjangan diplomasi.
“Bahasa adalah identitas suatu bangsa dan negara, sehingga diakuinya Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional menjadikan negara kita juga menjadi negara yang diperhitungkan oleh dunia,” terangnya.
“Maka menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk mencintai, menghargai, dan mempromosikan Bahasa Indonesia agar semakin dikenal secara global,” pungkas Puan. •ts/rdn