Tak Sekadar Objek, Willy Nilai Kaum Muda Sebagai Aktor Sejarah
- 0
- 2 min read
Anggota DPR RI Willy Aditya saat acara Dialektika Demokrasi dengan tema ‘Membedah Partisipasi Milenial Dalam Pemilu 2024’ di Gedung Nusantara III, Senayan, DPR RI, Jakarta, Selasa. (24/10/2023). Foto: Oji/Man.
Anggota DPR RI Willy Aditya memandang kaum muda, khususnya Generasi Milenial dan Generasi Z bukan sekadar objek, melainkan juga sebagai aktor sejarah. Karena itu, Willy mendorong hadirnya ruang partisipasi bagi dua generasi yang memiliki populasi terbesar sebagai pemilih hingga 54 persen itu.
“Kalau menurut saya hal yang paling penting tidak hanya memandang mereka sebagai objek, bukan hanya sebagai pemilih. Bagi saya memandang generasi milenial dan gen z ini, anak-anak muda ini, sebagai aktor sejarah,” ujar Willy kepada Parlementaria seusai acara Dialektika Demokrasi dengan tema ‘Membedah Partisipasi Milenial Dalam Pemilu 2024’ di Gedung Nusantara III, Senayan, DPR RI, Jakarta, Selasa. (24/10/2023).
Legislator dapil Jawa Timur XI itu menilai bahwa adalah suatu kerugian dan pengingkaran sejarah jika memandang kaum muda ini hanya sekadar pemilih (voters). Pasalnya, menurutnya, Republik Indonesia ini selalu digerakkan oleh anak-anak muda. Sehingga perlu ruang bagi kaum muda untuk diberikan seluas dan selebar-lebarnya.
“Maka yang paling penting bagi siapa yang bertanding, entah itu partai politik, entah itu capresnya, memformulasikan metodologi-metodologi, ruang-ruang, bagaimana melibatkan mereka secara kelompok profesi, pendidikan, untuk berdialog bersama,” imbuh Politisi Fraksi Partai NasDem ini.
Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI ini pun melihat saat ini kaum muda aktif berpartisipasi berpendapat mengenai konsen-konsennya. Seperti, mengenai lapangan pekerjaan, isu lingkungan dan kekerasan seksual yang beberapa waktu lalu juga telah disahkan oleh DPR RI.
“Jadi konteksnya jangan hanya memandang mereka sebagai angka-angka yang memenuhi TPS. Jangan. Mari bersama-sama entah itu partai politik, entah itu kandidat capres-cawapres, entah itu media, entah itu platform-platform, secara bersama-sama kita untuk kemudian membuat ruang-ruang menyusun agenda bersama. Itulah kekuatan kita sebagai sebuah bangsa untuk kemudian ini bisa menjadi satu hal yang lebih maju,” tandasnya. •gal/rdn
- Seputar Isu