Media Punya Peran Penting dalam Masifnya Penggunaan Pembayaran Non Tunai
- 0
- 2 min read
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati foto bersama usai Diskusi Publik dengan para insan pers dengan tema ’Peran Media Massa Dalam Meningkatkan Transaksi Non Tunai Menggunakan Qris’ di Hotel Fave Cililitan, Jakarta Timur, Selasa (24/10/2023). Foto: Wilga/Man.
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati sampaikan pentingnya peran media dalam memasifkan penggunaan ‘Quick Response Code Indonesian Standard’ (QRIS) dikalangan masyarakat. Diketahui, sejak tahun 2014, Bank Indonesia telah mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) melalui elektronifikasi.
”Qris adalah sistem pembayaran non tunai yang digagas oleh Bank Indonesia, bank sentral. Dan penggunaannya untuk lebih masif, teman-teman wartawan tentu punya peran yang sangat penting dan sangat signifikan untuk bisa mensukseskan Qris ini,” katanya usai Diskusi Publik dengan para insan pers dengan tema ’Peran Media Massa Dalam Meningkatkan Transaksi Non Tunai Menggunakan Qris’ di Hotel Fave Cililitan, Jakarta Timur, Selasa (24/10/2023).
Dalam agenda sosialisasi yang turut menggandeng Bank Indonesia ini, Anis mengatakan di era digital, penggunaan pembayaran non tunai tidak bisa terhindarkan. Oleh karenanya, media juga harus turut mengedukasi masyarakat terkait penggunaan pembayaran non tunai, khususnya Qris.
”Karena itu bagaimana kita menyesuaikan sistem pembayaran yang sudah dirancang oleh Bank Indonesia sejak tahun 2019 ini. Mudah-mudahan dengan ada yang seperti ini, makin banyak masyarakat kita yang menggunakan Qris melalui suksesi dari teman-teman wartawan,” kata Politisi Fraksi PKS ini.
Terkait daerah-daerah yang belum dijamah internet dan masih rendah transaksi non tunainya, Anis kemudian mendorong pemerintah untuk memfasilitasi daerah-daerah tersebut dengan ketersediaan internet agar proses digitalisasi dalam semua bidang, khususnya pembayaran lebih merata.
”Kita tahu Indonesia itu negara kepulauan yang di pulau-pulaunya 17.000 lebih. Ada lagi yang cocok pelosok, tetapi secara perlahan tentu harus dimulai. Jadi Jakarta ini yang menjadi barometer dari seberapa teknologi digital itu bisa diterapkan dalam sistem pembayaran,” pungkasnya. •we/aha
- Seputar Isu