#Kesejahteraan Rakyat

Kebhinekaan, Modal Utama Generasi Muda Arungi Persaingan Global di Era Kemajuan Teknologi

Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Setjen DPR RI Indra Pahlevi saat menjadi pembicara pada Kuliah Umum ‘Magang Kampus Merdeka di Rumah Rakyat’ di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/10/2023). Foto: Farhan/nr.
Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Setjen DPR RI Indra Pahlevi saat menjadi pembicara pada Kuliah Umum ‘Magang Kampus Merdeka di Rumah Rakyat’ di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/10/2023). Foto: Farhan/nr.

Berbicara kebhinekaan artinya berbicara soal kesediaan menerima keberagaman dalam hidup. Sebagai suatu bangsa yang multikultur, berbagai bentuk budaya, etnis dan agama sudah membentuk karakter sosial kita dalam hidup berbangsa. Kebhinekaan inilah yang menjadi kekayaan utama bangsa ini, dimana generasi muda Indonesia dapat berpegang dalam spirit hidup dalam corak keberagaman bangsa Indonesia.

Materi kebhinekaan inilah yang menjadi poin penting, sehingga tampil sebagai topik utama dalam Kuliah Umum ‘Magang Kampus Merdeka di Rumah Rakyat’. Kepala Biro Pemberitaan Parlemen Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR RI Indra Pahlevi saat hadir sebagai pembicara menjelaskan keberagaman menjadi modal utama generasi muda untuk mengarungi persaingan global di masa yang akan datang.

“Oleh karena itu, tadi saya sampaikan bagaimana cara merawat kebhinekaan. Karena kita sudah semakin sejajar diantara negara-negara besar lain di dunia, bukan hanya dari luas wilayah dari jumlah penduduk tapi juga pertumbuhan ekonomi dan juga kemajuan teknologi,” ujar Indra berpesan saat diwawancarai Parlementaria di Gedung Nusantara DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Terlebih, ungkap Indra, di era kemajuan teknologi seperti saat ini penting bagi generasi muda mulai dari milenial, gen z hingga post gen z betul-betul mengimplementasikan nilai-nilai kebhinekaan dengan cara bijak bermedia sosial. Indra menerangkan, jika pada era lampau masyarakat Indonesia mengenal istilah ‘mulutmu harimaumu’ maka saat ini ‘jarimu harimaumu’.

Oleh karena itu, Indra kembali mengingatkan pentingnya untuk bersikap bijak dalam ber-media sosial dengan memilah dan memilih hal-hal yang produktif dan konstruktif untuk kemudian diposting. Misalnya, contoh Indra, hal-hal yang bermanfaat tentang keberagaman, keindahan alam, serta kemajuan Indonesia.

“Tidak perlu menggunakan kata-kata yang tidak wajar tidak layak ya tidak pantas untuk disampaikan di media sosial, meskipun itu ruang terbuka gitu. Boleh siapapun bicara, tapi kan ingat kita bangsa yang beradab punya semboyan yang sangat baik punya Pancasila. Oleh karena itu saya minta, bijaklah bermedia sosial karena itu akan menentukan masa depan bangsa ini bukan hanya diri anda,” pungkasnya. •pun,arn/aha

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *