Cegah Kecelakaan, Puan Dorong Adanya Reformasi Keselamatan Transportasi Publik
- 0
- 5 min read
Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani. Foto: Dok/Man.
Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani mendorong adanya reformasi transportasi publik di Tanah Air untuk menjamin keselamatan masyarakat. Ia menekankan, kecelakaan yang mengakibatkan korban jiwa dan cedera seringkali terjadi karena faktor kelalaian, hingga kurang maksimalnya infastruktur transportasi.
“Reformasi dalam bidang transportasi publik sangat penting dilakukan untuk menjamin keselamatan masyarakat kita. Karena kurangnya infrastruktur transportasi, khususnya pada angkutan umum, kerap mengancam nyawa warga,” kata Puan, dalam keterangan pers yang diterima Parlementaria, di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Puan pun menyoroti rangkaian kecelakaan kereta api yang terjadi di dekat Stasiun Kalimenur, Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (17/10) kemarin. Seperti diketahui, kecelakaan bermula saat Kereta Api (KA) Argo Semeru rute Surabaya-Jakarta tiba-tiba tergelincir dari rel.
Ketika sebagian gerbong KA Argo Semeru keluar dari rel, tiba-tiba melintas KA Argo Wilis dari arah Bandung ke Surabaya. Tak pelak, KA Argo Wilis menabrak gerbong KA Argo Semeru yang anjlok meski KA Argo Wilis sempat mengerem. Puan pun bersyukur tak ada korban jiwa akibat insiden tersebut.
“Beruntung kecelakaan kereta api kemarin tidak ada korban meninggal dunia, walau kita menyayangkan ada sejumlah penumpang yang terluka. PT KAI harus memastikan semua korban mendapat perawatan medis terbaik,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Puan juga meminta PT KAI dan Kemenhub menyelidiki penyebab kecelakaan yang berawal dari anjloknya rel. Kecelakaan diduga karena suhu panas tinggi akibat cuaca terik menyebabkan kondisi rel kereta api berubah.
“Harus diketahui apa penyebab dari kecelakaan ini sehingga bisa menjadi evaluasi agar tidak lagi terjadi kecelakaan. PT KAI bersama Kemenhub juga harus rutin melakukan pengecekan. Tak cukup hanya pada angkutan keretanya saja, tapi juga bagian rel dan infrastruktur lainnya,” ucap Puan.
“Apalagi dengan kondisi extra ordinary seperti kemarau panjang, atau saat musim hujan yang juga memiliki potensi bencana. Kami meminta jangan sampai penyedia layanan abai terhadap komponen keselamatan penumpang,” imbuhnya.
Berdasarkan catatan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sebanyak 204.447 orang menjadi korban kecelakaan angkutan jalan di Indonesia pada 2022. Jumlah tersebut meningkat 33% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 153.732 orang.
Kemenhub juga melaporkan, terjadi 13 kecelakaan kereta api pada tahun 2022. Meski demikian, tak ada korban jiwa dari kecelakaan moda transportasi tersebut. Sementata untuk transportasi laut terdapat 89 kecelakaan dengan 69 korban jiwa. Lalu untuk transportasi udara, terjadi 20 kecelakaan pesawat di Indonesia sepanjang tahun lalu.
Dari data statistik mengenai kecelakaan tersebut, Puan mengatakan diperlukan perubahan signifikan untuk menekan jumlah kecelakaan pada transportasi publik. Ia menyebut angka kecelakaan lalu lintas pada transportasi umum yang tinggi telah merenggut ribuan nyawa rakyat Indonesia setiap tahun, termasuk banyaknya masyarakat yang mengalami cedera serius.
“Banyaknya nyawa rakyat kita yang hilang akibat kecelakaan transportasi umum menunjukkan sangat dibutuhkannya reformasi keselamatan pada moda transportasi publik,” tegas Puan.
Mantan Menko PMK ini menambahkan, kecelakaan transportasi umum juga menyebabkan berbagai sektor ikut terdampak. Puan merinci, mulai dari sektor keselamatan maupun kesehatan masyarakat sampai dengan sektor ekonomi.
“Dampak ekonomi dari kecelakaan transportasi publik juga tidak bisa diabaikan. Di antaranya biaya perawatan medis dan pemulihan, hilangnya produktivitas korban, serta kerugian bisnis akibat penutupan jalan dan perbaikan infrastruktur,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah keselamatan di jalan, Puan menilai penting agar reformasi keselamatan transportasi publik dilakukan dengan lebih terarah dan komprehensif.
“Reformasi yang pertama yakni dengan peningkatan infrastruktur dari masing-masing moda transportasi. Pemerintah perlu berinvestasi dalam perbaikan infrastruktur jalan, termasuk perawatan yang rutin, perluasan jalan, serta penerapan teknologi canggih untuk memantau kondisi rute transportasi,” papar Puan.
“Selanjutnya penting juga dilakukan peningkatan kampanye edukasi yang efektif dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran lalu lintas. Ini akan membantu meningkatkan kesadaran pengemudi dan mengurangi perilaku berisiko pada moda transportasi apapun,” sambungnya.
Tak hanya itu, Puan juga meminta agar Pemerintah mengawasi ketat agar semua angkutan publik memenuhi standar keselamatan yang ketat. Menurutnya, hal ini mencakup pemeriksaan berkala, regulasi keamanan, dan insentif untuk penggunaan kendaraan yang lebih aman.
“Reformasi keselamatan pada seluruh moda transportasi akan memiliki dampak positif yang signifikan dalam berbagai hal. Baik untuk memastikan keselamatan masyarakat saat bertransportasi, dan juga demi mendorong pertumbuhan ekonomi yang memberikan dampak jangka panjang bagi rakyat,” jelas Puan.
Cucu Bung Karno ini menyadari, reformasi keselamatan transportasi publik memang bukan tugas yang mudah. Namun Puan menegaskan, hal tersebut harus dilakukan demi keselamatan rakyat Indonesia saat sedang melakukan mobilitas, yang pastinya juga berkesinambungan dengan produktivitas perekonomian negara.
“Sudah waktunya kita bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan jalan yang lebih aman bagi setiap warga Indonesia. Keselamatan adalah hak asasi setiap individu, dan melindungi keselamatan warga adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.
“Dengan berkurangnya kendaraan di jalanan, pastinya risiko maupun potensi kecelakaan lalu lintas juga menjadi lebih minim. Keselamatan masyarakat pun menjadi lebih terjamin,” tambah Puan.
Di sisi lain, reformasi transportasi publik juga dinilai dapat membantu upaya pengurangan emisi karbon dan dampak perubahan iklim. Jika moda transportasi umum memiliki kualitas tinggi, maka masyarakat akan beralih dari kendaraan pribadi untuk menggunakan sarana angkutan publik.
Selain mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas, berkurangnya jumlah kendaraan di jalan juga dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas udara yang belakangan menjadi permasalahan besar untuk Indonesia. Puan mengatakan, akan ada efisiensi bahan bakar dengan adanya pengurangan kendaraan di jalan.
“Semakin sedikit kendaraan yang beroperasi, semakin sedikit juga zat buang yang dihasilkan. Jadi reformasi pada transportasi umum akan turut berkontribusi pada pengurangan polusi udara yang sampai saat ini masih menjadi momok bagi kita,” ungkapnya.
“Dan lebih sedikit kendaraan berarti potensi kemacetan di jalan yang menyebabkan emisi gas rumah kaca juga semakin berkurang. Tentunya hal ini sangat signifikan pula terhadap kesehatan masyarakat, dan demi menjaga masa depan planet Bumi,” lanjut Puan.
Lebih lanjut, Puan menekankan bahwa penurunan jumlah kecelakaan lalu lintas transporasi publik harus dilijat pula dari kacamata penegakan hukum yang ketat. Selain itu juga pada aturan standar keselamatan yang lebih tinggi, pendidikan publik yang intensif, dan peningkatan kesadaran masyarakat dalam tata krama berlalulintas.
“Reformasi ini tidak hanya akan menyelamatkan nyawa masyarakat, tetapi juga akan memberikan dampak positif yang signifikan secara keseluruhan pada dunia transportasi Indonesia,” tutupnya. •tn/rdn
- Seputar Isu