Anggota Komisi V DPR RI Sumail Abdullah menyoroti permasalahan serius penanganan kemacetan di Kota Kediri yang disebabkan oleh banyaknya angkutan umum yang mengambil dan turunkan penumpang di luar Terminal Tamanan, Kediri. Sumail mendesak Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Kota Kediri untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam menangani masalah ini. Praktik angkutan di luar terminal harus segera diatasi untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan transportasi publik.
“Ada banyak di daerah Pare, PO bus itu yang menaik dan turunkan penumpang justru bukan di terminal. Mungkin ini bisa dibuat Peraturan Daerah (Perda) sehingga tidak terjadi kerumitan-kerumitan yang menyebabkan kemacetan,” ungkap Sumail saat mengikuti pertemuan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (6/7/2023).
Selain itu, Politisi Fraksi Partai Gerindra ini juga meminta agar keamanan dan kenyamanan Terminal Tamanan Kediri untuk terus ditingkatkan. Ia tidak ingin adanya praktik premanisme di daerah terminal yang menyebabkan masyarakat semakin enggan menggunakan fasilitas terminal.
“Biasanya terminal-terminal itu selain menjadi titik kumpul masyarakat yang ingin menggunakan transportasi umum juga menjadi titik kumpul preman-preman yang melakukan aksi kriminalitas. Karena Kediri dari dahulu sudah menjadi kota industri dan perdagangan dan semakin banyak orang yang berkunjung ke Kota Kediri, maka pastikan keamanannya,” tegas Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Timur III tersebut.
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisi V DPR RI, Ali Mufti. Ia mengungkapkan bahwa Terminal Tamanan Kediri harus benar-benar fungsional. Dalam arti, terminal ini menjadi pusat titik kumpul orang dari berbagai macam struktur masyarakat, mulai dari pedagang, wisatawan dan anak sekolah yang ingin melakukan mobilisasi. Oleh karena itu, terminal harus menjadi tempat yang menarik.
“Kalau dulu menariknya itu ramai banyak penjual jajanan. Mungkin kalau di era sekarang diberikan tempat-tempat ber-AC dan banyak akses wifi sehingga masyarakat senang dan nyaman menunggu angkutan. Kalau tempat ini nyaman maka masyarakat akan mau beralih dari transportasi pribadi ke transportasi publik,” ungkap politisi Partai Golongan Karya tersebut. •uf/rdn