

Anggota Komisi XI DPR RI Hendrawan Supratikno mengaku heran dengan realitas daerah wisata, dimana terdapat dua kehidupan yang bertolak belakang di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurutnya daerah wisata tersebut sangat maju, namun angka kemiskinan masih tinggi.
“Saya melihat pariwisata Sumba sangat maju, dan mendunia Bahkan salah satu resort terbaik di dunia dengan tarif per malam hingga Rp25 juta per malam Sumba Barat. Namun di saat bersamaan saya melihat angka kemiskinan masih tinggi yakni sekitar 27 persen, atau dikatakan sebagai kemiskinan ekstrim. Di sini kita melihat dua dunia yang sangat kontras,” ungkap Hendrawan saat kunjungan kerja spesifik Komisi XI DPR RI ke Sumba, NTT, Kamis (24/3).
Bersama dengan Bank Indonesia (BI), sebagai mitra kerja Komisi XI DPR dan Pemda Sumba mencari permasalahan yang menjadi penyebab dari kondisi yang ada. Tentu disertai dengan solusi atas permasalahan tersebut. Sempat terungkap permasalahan yang ada, di antaranya masih rendahnya DAK (Dana Alokasi Khusus) yang diterima Kabupaten Sumba Barat selama ini.
Sementara PAD (pendapatan asli daerah) juga minim, bahkan sejak pandemi menurun drastis. Dengan kondisi tersebut, dikatakan asisten pemerintah daerah Sumba barat, cukup sulit bagi Pemda Sumba Barat untuk membangun atau memperbaiki infrastruktur dan fasilitas sosial lainnya.
“Tadi muncul ide untuk hilirisasi produksi. Dimana APBD digunakan dengan lebih baik lagi, SDM ditingkatkan, dan infrastruktur dibenahi secara cara bertahap,” tambah politisi PDI-Perjuangan itu. Namun selain itu, ada beberapa langkah yang akan dilakukan Komisi XI bersama para mitra kerjanya.
Dengan BI misalnya, ia berharap program PBI untuk klaster UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) bisa ditingkatkan. Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 24/5/PBI/2022 tentang Insentif bagi Bank yang Memberikan Penyediaan Dana untuk Kegiatan Ekonomi Tertentu dan Inklusif. •ayu/aha
Daerah wisata di Sumba, Nusa Tenggara Timur sangat maju namun angka kemiskinan sangat disayangkan masih relatif tinggi.”
Tambah Komentar