

Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mengatakan Komisi I DPR RI mulai melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap 33 Calon Duta Besar yang berlangsung pada Senin hingga Rabu (12-14/7) dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Uji kelayakan ini terdiri dari 6 sesi selama 3 hari bersifat tertutup, dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat,” kata Christina dalam keterangan persnya, Senin (12/7). Ia menjelaskan, penerapan prokes ketat tersebut dilakukan dengan masing-masing fraksi mengirimkan satu orang perwakilannya dalam uji kelayakan tersebut. Selain itu durasi per sesi disepakati maksimal 2 jam 15 menit.
Politisi Fraksi Partai Golkar ini berharap, proses uji kelayakan tersebut dapat berjalan lancar, dan melalui pertimbangan DPR RI, Indonesia akan dapat mengirimkan calon dubes terbaik untuk masing-masing negara perwakilan sebagai perpanjangan tangan pemerintah di luar negeri.
Adapun daftar nama calon Dubes RI yang menjalani uji kelayakan di Komisi I DPR RI sebagai berikut:
1. Ade Padmo Sarwono untuk Kerajaan Yordania Hashimiah merangkap Palestina;
2. Bebeb AK Djundjunan untuk Republik Yunani;
3. Tatang BU Razak untuk Republik Kolombia merangkap Antigua dan Barbuda, Barbados dan Federasi Saint Kitts dan Nevis;
4. Pribadi Sutiono untuk Republik Slowakia;
5. Siswo Pramono untuk Australia merangkap Republik Vanuatu;
6. Triyogo Jatmiko untuk Republik Persatuan Tanzania, merangkap Republik Burundi dan Republik Rwanda;
7. Heru Subolo untuk Republik Rakyat Bangladesh merangkap Republik Demokratik Federal Nepal;
8. Okto Dorinus Manik untuk Republik Demokratik Timor Leste;
9. Mayjen TNI Gina Yoginda untuk Republik Islam Afghanistan;
10. Sunarko untuk Republik Sudan;
11. Dewi Tobing untuk Sri Lanka merangkap Republik Maladewa;
12. Lena Maryana Mukti untuk Kuwait;
13. Ghafur Akbar Dharmaputra untuk Ukraina merangkap Republik Armenia, dan Georgia;
14. Rudy Alfonso untuk Republik Portugal;
15. Muhammad Najib untuk Kerajaan Spanyol merangkap UNWTO;
16. Ardi Hermawan untuk Kerajaan Bahrain;
17. Agus Widjojo untuk Republik Filipina merangkap Republik Kepulauan Marshall Islands dan Republik Palau;
18. Ina Hagniningtyas Krisnamurthi untuk Republik India merangkap Kerajaan Bhutan;
19. Fadjroel Rachman untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan;
20. Daniel TS Simanjuntak untuk Kanada merangkap ICAO;
21. Mohamad Oemar untuk Prancis merangkap Kepangeranan Andorra, Kepangeranan Monako, dan UNESCO;
22. Abdul Aziz untuk Kerajaan Arab Saudi merangkap OIC;
23. Muhammad Prakosa untuk Italia merangkap Republik Malta, Republik Siprus, Republik San Marino, FAO, IFAD, WFP, dan UNIDROIT;
24. Gandi Sulistiyanto Soeherman untuk Republik Korea;
25. Zuhairi Misrawi untuk Republik Tunisia;
26. Anita Lidya Luhulima untuk Republik Polandia;
27. Rosan Perkasa Roeslani untuk Amerika Serikat;
28. Fientje Suebu untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, dan Kepulauan Cook dan Niue;
29. Damos Dumoli Agusman untuk Republik Austria merangkap Republik Slovenia, UNOV, UNODC, UNCITRAL, UNOOSA, UNIDO, IAEA, CTBTO, OFID, dan IACA;
30. Suwartini Wirta untuk Republik Kroasia;
31. Derry MI Amman untuk Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk ASEAN;
32. Arrmanatha Nasir untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi internasional lainnya;
33. Febrian A Ruddyard Untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, WTO, dan organisasi internasional lainnya di Jenewa. ann/sf
Tambah Komentar