Aspirasi dari Ketua Indonesia Amputee Football (INAF)
Ketua Indonesia Amputee Football (INAF) Budi Yahya bersama tim advokasi INAF menemui Anggota DPR RI Ledia Hanifa Amaliah untuk menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi INAF.
Budi menjelaskan selama ini pemerintah dan swasta belum menyadari kelembagaan dan kehadiran INAF. Ia mencontohkan, baik pemerintah maupun pihak swasta belum memfasilitasi baik itu dari sisi fasilitas maupun anggaran. Tak hanya itu, Indonesia juga masih terus mengimpor alat bantu sepakbola amputasi yang sudah sesuai dengan standard yang ditetapkan.
Kemenpora pun tidak memasukkan Sepak Bola Amputasi ini sebagai prestasi olahraga. Meskipun pemerintah telah menganggarkan Rp3,7 triliun untuk percepatan Sepak Bola Nasional, namun lembaga yang dibentuk sejak 2018 ini tidak termasuk dalam Anggaran tersebut.
INAF sama seperti Sepak Bola pada umumnya, hanya sedikit dimodifikasi dengan menggunakan tongkat. HIngga saat ini sudah 73 negara yang mempunyai organisasi Sepak Bola Amputasi. Tanggal 03 Maret 2018 terbentuk INAF dan secara kelembagaan di kui di nternasional tahun 2019.
Besar harapan dari Ketua INAF Budi Karya agar Sepak Bola Amputasi dapat masuk dalam Revisi UU Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) sehingga dapat dimasukan ke Renstra Kemenpora RI.
Menerima aduan dan masukan dari INAF, Anggota DPR RI Ledia Hanifa Amaliah akan membawa permasalahan ini di Rapat Komisi X DPR RI dan akan berkoordinasi dengan Anggota Poksi XI F-PKS DPR RI untuk permasalahan pajak alat bantu sepak bola
amputasi. Selain itu, Ledia berkomitmen untuk memasukkan klausul mengenai perlengkapan olahraga disabilitas, serta adanya pengurangan pajak pada alat bantu olahraga disabilitas dalam RUU Revisi UU Sistem Keolahragaan Nasional.
MIMBAR DEMOKRASI menghadirkan aspirasi dari masyarakat yang langsung diserap dan diterima oleh Anggota DPR RI di Rumah Rakyat agar segera dapat ditindaklanjuti baik oleh Anggota DPR RI maupun oleh Pemerintah
Tambah Komentar