PROFIL
Pengabdian, begitulah Kurniasih Mufidayati menilai langkah karirnya menjadi seorang anggota dewan. Dosen Magister Ilmu Administrasi ini bahkan tak pernah berpikir sebelumnya akan terjun di kancah politik. Menurutnya, bertugas sebagai wakil rakyat merupakan pengabdian seperti yang pernah ayahnya ajarkan.

Kurniasih Mufidayati
Pengabdian Seorang Wakil Rakyat
“Kalau buat saya pribadi ini bukan karir ya, ini pengabdian. Saya kalau diminta mengisi formulir ataupun biodata pekerjaan, saya selalu jawab pekerjaan saya dosen, bukan DPR. Karena ini pengabdian, itu yang selalu diajarkan oleh ayah saya.”
Karir Menjadi Dosen
Berawal dari kegemarannya bergaul dan berkegiatan sosial, Kurniasih muda memutuskan melanjutkan pendidikan sarjananya dengan mengambil jurusan Bahasa Inggris di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang. Tak berhenti hingga sarjana, politisi PKS ini terus menuntut ilmu hingga memperoleh gelar doktor.
Ia memang bermimpi menjadi seorang pengajar. “Cita-cita saya menjadi guru, pengabdian kepada masyarakat. Pengennya berbuat banyak, ya mungkin itu yang ditanamkan oleh kedua orangtua saya,” katanya.
Pernah menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Jakarta, mengajar pada parogram Magister Ilmu Administrasi, ia memang tertarik dengan kebijakan publik. Baginya kemajuan dan kemunduran sebuah bangsa, salah satunya dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan publik yang dibuat. Jika kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhan rakyat dan berpihak pada kesejahteraan rakyat, maka berhasillah sebuah kebijakan
Menurutnya, saat ini di Indonesia masih banyak sekali gap yang terjadi antara formulasi dan implementasi sebuah kebijakan. Sehingga, itulah yang mendorong Kurniasih mengajar Ilmu Administrasi. “Memang, saya tertarik dengan kebijakan publik, dengan situasi policy-policy yang ada.”

Masa Kecil Di Pekalongan
Kurniasih kecil lahir dan tumbuh di Pekalongan, Jawa Tengah. Tumbuh di tengah keluarga yang penuh kehangatan, membuatnya sangat mensyukuri kehidupan. Sejak kecil, kedua orangtuanya mendidik Kurniasih kecil dalam lingkungan beragama yang kuat. Bahkan, sejak sekolah dasar, ia sudah mulai menghafal surah-surah dalam Alquran. “Tapi dulu, tuh, enggak merasa terbebani ya, karena kita tuh diajak diskusi, ketika targetnya harus hafal sekian- sekian gitu,” kenangnya
“Modeling keluarga saya itu benar-benar saya pakai, karena saya sudah melihat dan merasakan sangat support dan bisa menjadikan saya sampai hari ini.”
Selain pendidikan keagamaan, kedua orangtua juga memberikan perhatian khusus terhadap hobi yang dimilikinya. Ia bahkan diberikan fasilitas untuk menunjang hobinya, yakni membaca dan bermusik. Sejak kecil, ia sudah mahir bermain piano dan organ tunggal.
Meski diakui dengan kesibukannya sekarang, Kurniasih sudah jarang melakukan hobi bermusiknya. Namun, kehandalannya dalam bermain alat musik masih sesekali dilakoninya. Anak ketiga dari empat bersaudara ini menyukai musik klasik instrumental.
“Tapi, ya bermain musik menjadi sisi lain hobi saya dari kecil, ya memang ikut vocal grup, ikut lomba-lomba juga. Sometimes di rumah juga masih main. Kadang-kadang, ya dengerin aja. Kalau dulu kita biasanya klasik instrumental ya. Jadi, dari kecil yang sering didengar, ya klasik instrumental,” cerita Kurniasih.
Mengokohkan Keluarga
Dibesarkan dalam keluarga yang penuh dengan kehangatan, Kurniasih menjadikan didikan orangtuanya sebagai contoh baginya dalam mendidik anak-anaknya. Nilai-nilai yang telah diajarkan kedua orangtuanyalah yang kini diajarkan kembali kepada anak-anaknya. “Modeling keluarga saya itu benar-benar saya pakai, karena saya sudah melihat dan merasakan sangat support dan bisa menjadikan saya sampai hari ini,” katanya sambil tersenyum.
Bagi ibu empat anak ini, kedua orangtuanya adalah teman sekaligus sahabat. Begitulah ia juga ingin menjadi sahabat bagi anak-anaknya. “Karena saya punya modeling dari keluarga saya yang cukup homey banget, terus hangat banget. Mama saya itu jadi temen buat saya, karena udah kayak sahabatlah. Itu saya terapkan di rumah. Jadi, saya suka ngobrol dengan keluarga,” cerita mantan Anggota DPRD DKI Jakarta tersebut.
“Yang penting buat saya ke anak-anak itu, agama nomor satu, kalau prestasi itu nomor dua. Yang penting agama, Insyaallah kalau akhiratnya dapet, dunianya
akan dapet juga.”Kepada pembaca, khususnya perempuan, Kurniasih berpesan untuk terus mengokohkan dan menguatkan keluarga. Sebab, kokohnya keluarga dapat menjadikan kita pribadi yang kokoh serta menguatkan eksistensi dan peran kita di masyarakat.
Salah satu yang terpenting diterapkan Kurniasih dalam mendidik anak-anaknya adalah agama. “Yang penting buat saya ke anak-anak itu, agama nomor satu, kalau prestasi itu nomor dua. Yang penting agama, Insyaallah kalau akhiratnya dapet, dunianya akan dapet juga.”
Selain itu, wanita kelahiran Pekalongan 19 Februari 1970 ini meyakini support keluarga merupakan hal yang sangat penting. Untuk itulah ia selalu memiliki ‘premium time’ untuk keluarganya. Sebab, support itulah yang nantinya akan menghadirkan keberkahan
Kepada pembaca, khususnya perempuan, Kurniasih berpesan untuk terus mengokohkan dan menguatkan keluarga. Sebab, kokohnya keluarga dapat menjadikan kita pribadi yang kokoh serta menguatkan eksistensi dan peran kita di masyarakat.
Menjadi Anggota Dewan
Sebelum menjadi Anggota DPR RI, wanita yang saat ini menjabat Wakil Ketua Komisi IX ini juga pernah berkiprah di DPRD DKI Jakarta. Dari pengalamannya tersebut, ia mengakui tantangan menjadi anggota dewan adalah harus memiliki niat yang kuat dan lurus. Sebab, amanah yang perlu dijaga saat menjadi anggota dewan tidak hanya datang dari rakyat, namun juga dari Tuhan.“Niatnya tidak boleh untuk kepentingan pribadi, tapi niatnya untuk kepentingan rakyat, untuk kepentingan umat, kepentingan bangsa dan negara. Penting itu menjaga niat.”
tapi niatnya untuk kepentingan rakyat, untuk kepentingan umat, kepentingan bangsa dan negara. Penting itu menjaga niat,” ucapnya.
bia, rnm, skr/mh