POJOK PARLE
Pendekar Senayan
Bernama Benny K Harman
Anggota Komisi III DPR RI Benny K Harman. FOTO: JAKA/NR
Tak sedikit Anggota Dewan yang kritis melakukan fungsi pengawasan atas kinerja pemerintah. Demi menjaga check and balance, mengontrol untuk menjaga keseimbangan antarlembaga negara dan cabang-cabang kekuasaan, maka diperlukan lebih banyak anggota dewan yang kritis pada kinerja pemerintah. Para anggota dewan yang kritis itu bisa disebut Pendekar Senayan.
Menjaga nalar kritis seraya tetap berpikir logis merupakan cara Benny K Harman, Anggota Komisi III DPR RI yang melakukan fungsi pengawasan kepada kinerja pemerintah. Politisi dari Fraksi Partai Demokrat ini acap kali melontarkan seranganya bak pendekar dalam dunia persilatan. Pada satu momen saat rapat bersama dengan Ketua KPK, Benny secara lihai mengkritisi kinerja KPK, dia berharap KPK bekerja secara profesional dan independen.
“Dengan demikian Pak Ketua, Pimpinan Komisi, dan Pimpinan KPK yang sangat saya hargai, tidak ada kesan tebang pilih, tidak ada kesan KPK sepertinya sangat tajam dalam penegakan khususnya, dalam penindakan kasus-kasus korupsi. Tetapi tidak cukup di situ, ada tambahannya. Tajam sekali ke bawah tapi lumpuh ke atas. Tajam sekali ke lawan, tapi lembek sekali ke teman. Ini kesan, bisa salah,” aku Benny.
Anggota Dewan dari Dapil NTT I ini beranggapan, lembaga penegak hukum seharusnya tidak tebang pilih dalam menegakan keadilan. “Supaya tidak ada kesan seperti itu. kalau bahasa Pak Arsul tadi, tajam ke oposisi, lembek ke koalisi. Saya pinjam bapak punya bahasa tadi. Saya sebenarnya tidak mau pake istilah ini tapi beliau mengingatkan saya. Supaya tidak ada kesan penindakan yang begitu tajam ke lawan, ke oposisi, tapi ke koalisi begitu bersahabat, begitu lembek. Maka kita ingin tahu tahapan-tahapannya Pak Ketua KPK,” jelasnya. ssb/mh