11 December 2024
Kesejahteraan Rakyat

Komisi IV Dorong Kebijakan Pemerintah Produksi Sapi Lokal, Dukung Program Nasional Susu Gratis

  • November 25, 2024
  • 0

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Panggah Susanto, saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Tim Komisi IV DPR RI ke KPSBU Lembang, Jawa Barat. Foto: Munchen/vel. PARLEMENTARIA, Lembang – Wakil

Komisi IV Dorong Kebijakan Pemerintah Produksi Sapi Lokal, Dukung Program Nasional Susu Gratis
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Panggah Susanto, saat mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Tim Komisi IV DPR RI ke KPSBU Lembang, Jawa Barat. Foto: Munchen/vel.

PARLEMENTARIA, Lembang – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Panggah Susanto mendorong pemerintah untuk merumuskan kebijakan strategis dalam meningkatkan produksi susu sapi perah dalam negeri. Menurut Panggah, kebijakan ini penting untuk mendukung program nasional seperti pemberian susu gratis kepada anak-anak.

“Pemerintah harus berpikir keras untuk kebijakan-kebijakan terkait peningkatan produksi susu dalam negeri yang dulu pernah diterapkan (di zaman Soeharto) yaitu kebijakan wajib serap susu. Tapi waktu itu IMF tidak memperbolehkan, sekarang harus cari kebijakan yang bisa menstimulasi berkembangan susu sapi perah,” ujar Panggah saat wawancara kepada Parlementaria usai Kunjungan Kerja Spesifik Tim Komisi IV DPR RI ke KPSBU Lembang, Jawa Barat, Kamis (21/11/2024).

Panggah menyoroti pentingnya strategi dan regulasi yang tepat untuk menghadapi tantangan global. Salah satu tantangan utama adalah dominasi impor susu, khususnya skim milk. Harganya relatif murah karena kelebihan produksi di negara-negara seperti Selandia Baru. “Strategi dan aturannya, dua hal itu yang harus dipikirkan pemerintah. Susu impor yang sebagian besar adalah skim milk, memang relatif murah. Dikarenakan kelebihan produksi di negara-negara yang memproduksi susu, seperti Selandia Baru,” jelas Anggota Fraksi Partai Golkar ini.

Panggah menambahkan bahwa kondisi saat ini berbeda dengan masa lalu. Jika dulu masih memungkinkan untuk menerapkan kebijakan seperti bea masuk, kini hal tersebut sulit dilakukan akibat adanya perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement). Oleh karena itu, pemerintah perlu mencari pendekatan baru yang sesuai dengan situasi saat ini. “Kalau dulu, masih bisa bikin aturan misalnya bea masuk. Tapi dengan adanya free trade agreement, jadi sudah nggak bisa lagi ngotak-atik soal tarif (bea masuk),” tambah Legislator Dapil Jateng VI.

Panggah juga menekankan pentingnya kesadaran bersama, khususnya di kalangan industri, untuk mendukung produksi susu lokal. Jika industri tidak sejalan dengan upaya peningkatan produksi dalam negeri, hal ini dapat berdampak negatif pada devisa negara. “Yang kedua, wajib serap mestinya menjadi kesadaran bersama. Kalau kemudian industri tidak seiring sejalan dengan produksi lokal, lama-lama kita jadi menguras devisa,” tegasnya.

Menurut Panggah, perhatian terhadap sektor susu dalam negeri sangat penting karena susu merupakan bagian dari program prioritas pemerintah. Selain makan siang gratis bagi anak-anak, susu juga menjadi program utama untuk mendukung gizi dan kesehatan generasi muda. “Ini harus diperhatikan bersama, padahal susu menjadi program utama pemerintah. selain makan siang gratis bagi anak-anak, susu juga bagian dari program pemerintah.” tutupnya. •mcn/rdn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *