Jelang Libur Nataru, Pelabuhan dan Bandara di Sulsel Harus Bersiap
- 0
- 2 min read
Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras saat memimpin kunjungan kerja spesifik Tim Komisi C ke Makassar, Sulawesi Selatan. Foto: Husen/vel.
PARLEMENTARIA, Makassar – Menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Sulwesi Selatan, semua otoritas pelabuhan dan bandara harus bersiap diri dengan memberikan fasilitas yang aman dan nyaman bagi para penumpang.
Hal itu sebagaimana disampaikan Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras saat memimpin kunjungan kerja spesifik Tim Komisi C ke Makassar, Sulawesi Selatan. Ia menyerukan Pelindo sebagai penyedia pelabuhan, agar meningkatkan layanan bagi para penumpang kapal laut. “Kita minta Pelindo untuk meningkatkan fasilitas pelayanan kepada masyarakat kita, baik ruang tunggu maupun fasilitas informasi lainnya,” harapnya kepada Parlementaria, di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/11/2024).
Komisi V sempat melihat langsung pelabuhan di Makassar yang ternyata belum maksimal memberi fasilitas layanan bagi para penumpang. Terlihat di ruang tunggu tak ada fasilitas tempat duduk atau kasur untuk para penumpang yang menanti kedatangan kapal berhari-hari. Mereka tidur beralaskan karung-karung tipis di ruang tunggu.
Sementara untuk moda transportasi udara, Andi juga mengimbau agar otoritas Bandara Sultan Hasanuddin segera menyelesaikan pembangunan fasilitas bandara untuk kenyamanan para penumpang dalam menyambut libur Nataru, terutama bagi para jemaah umrah.
“Angkasa Pura harus dapat mengelola bandara ini dengan maksimal, sehingga bisa memberikan pelayanan bagi jemaah umrah,” katanya. Sementara pada bagian lain, Andi juga menyinggung soal pembangunan jalan tol trans Sulawesi yang masih jauh dari target. Setidaknya, tol poros Maros-Makassar sudah terbangun.
“Jalan tol di Sulawesi ini masih sangat minim. Kepada pengelola jalan tol agar Sulawesi mendapat perhatian. Minimal di Sulwesi ini poros Maros-Makassar. Poros ini yang utama menghubungkan semua kabupaten yang berada di Utara untuk masuk ke Makassar. Ini harus ada ruas pengurai, jalan layang, atau jalan tol lainnya,” tutup Politisi Fraksi Partai Gerindra itu. •mh/rdn
- Berita Utama
- Komisi V