PARLEMENTARIA, Kupang – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini dalam Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Nusa Tenggara Timur melihat angka stunting masih sangat tinggi di wilayah tersebut. Menurutnya, angka stunting yang masih tinggi ini disebabkan berbagai faktor.
“Nusa Tenggara Timur ini angka stuntingnya menyentuh di angka 37,9 persen. Artinya, (dari) sepuluh (anak) yang lahir, empat di antaranya terkena stunting. Faktornya disebabkan oleh letak geografis, sumber daya manusia, tenaga kesehatannya, dan juga dukungan fiskal dari Pemprov Nusa Tenggara TImur yang tidak kondusif untuk penanganan stunting,” ucapnya kepada Parlementaria usai pertemuan dengan Pemda Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang, Kamis (14/11/2024).
Politisi Dapil Jawa Timur VIII berharap agar anggaran dari Kemenkes dan BKKBN dalam rangka penanganan stunting dapat dikelola secara profesional dan transparan. Diketahui, Kemenkes telah menyiapkan anggaran sebesar Rp98 miliar dan BKKBN sebesar Rp112 miliar untuk daerah yang tinggi angka stuntingnya.
“Program ini sudah berjalan hanya penyerapan yang masih rendah terhadap Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) masih perlu dipacu lagi agar penyerapannya tinggi dan tepat sasaran,” ungkap Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Masalah stunting merupakan program prioritas nasional, sehingga Yahya pun berharap agar Nusa Tenggara Timur perlu ada kebijaka yang lebih spesifik lagi, agar angka stunting nya menurun
“Kalau Nusa Tenggara Timur angka stuntingnya masih tinggi berpengaruh kepada angka stunting nasional yang tinggi. Perlu ada kebijakan yang lebih spesifik lagi terhadap daerah ini,” tutupnya. •azk/rdn