10 December 2024
Politik dan Keamanan

Kerja Sama AIPA-FAO-IISD, BKSAP Kawal Investasi Bertanggung Jawab dalam Persoalan ASEAN-RAI

  • Juli 25, 2024
  • 0

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana di sela-sela penyelenggaraan pertemuan multipihak kedua (second joint event) antara AIPA, Badan Pangan Dunia (Food Agricultural

Kerja Sama AIPA-FAO-IISD, BKSAP Kawal Investasi Bertanggung Jawab dalam Persoalan ASEAN-RAI
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana di sela-sela penyelenggaraan pertemuan multipihak kedua (second joint event) antara AIPA, Badan Pangan Dunia (Food Agricultural Organization/FAO), dan IISD, di Ubud, Bali, Rabu (24/7/2024). Foto : Rdn/Andri.

PARLEMENTARIA, Ubud – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI berkomitmen untuk mengawal investasi bertanggung jawab, khususnya yang berkaitan dengan ruang lingkup pangan, pertanian, dan kehutanan di ASEAN atau dikenal dengan istilah ASEAN Responsible Agriculture Investment (ASEAN-RAI). 

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana di sela-sela penyelenggaraan pertemuan multipihak kedua (second joint event) antara AIPA, Badan Pangan Dunia (Food Agricultural Organization/FAO), dan IISD, di Ubud, Bali, Rabu (24/7/2024).

“Kita dalam tiga hari terakhir ini merupakan sebuah sinergi antara DPR RI, AIPA, FAO, dan SSID melakukan sinergi dan memang ini diprakarsai oleh AIPA dalam mengawal ASEAN-RAI,” ujar Putu kepada Parlementaria.

ASEAN-RAI merupakan sebuah panduan dalam mendorong investasi yang berkelanjutan berkaitan dengan tiga hal, yaitu pangan, pertanian, dan kehutanan. ASEAN-RAI ini menjadi peta jalan (road map) agar bagaimana investor maupun pemerintah bisa memastikan investasi yang terjadi di negara-negara anggota ASEAN dapat berkelanjutan dan inklusif, baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

ASEAN-RAI ini mencakup 10 prinsip tata kelola Sosial, Lingkungan, dan Pemerintah (Environmental, Social, and Governance/ESG) tentang bagaimana cara mencegah risiko dan berdampak positif, khususnya terkait sektor pangan, pertanian, dan kehutanan. Dokumen ASEAN-RAI secara resmi diadopsi oleh para menteri terkait pertanian dan kehutanan antar masing-masing negara ASEAN di 2018, yang berarti menunjukkan keseriusan untuk menerjemahkan peta jalan regional ini ke dalam aksi dan kebijakan di tingkat nasional.

“Bahwa yang terpenting dalam satu konsep investasi adalah investasi yang bertanggung jawab dan memiliki komitmen menjaga lingkungan, agar di masyarakat juga secara inklusif melibatkan para petani sehingga mereka mendapatkan manfaat cukup besar. Juga yang terpenting memahami situasi agar tanggung jawab ini dilakukan semua pihak,” ujar Politisi Fraksi Partai Demokrat ini.

“Bahwa yang terpenting dalam satu konsep investasi adalah investasi yang bertanggung jawab dan memiliki komitmen menjaga lingkungan, agar di masyarakat juga secara inklusif melibatkan para petani”

Sebelumnya, saat intervensi di sidang bersama pertemuan, Putu Supadma sempat menyatakan keprihatinannya bahwa investasi di bidang agrikultur, khususnya soal ketahanan pangan, tiap tahun selalu menurun. Karena itu, ke depannya, ia mendorong komitmen semua pihak, baik pemerintah maupun maupun parlemen, agar terus mengawal dan membangun legislasi yang komprehensif untuk menjaga ketahanan pangan.

“Apalagi ke depan kita juga perlu memberikan afirmasi terhadap pertanian yang berkelanjutan. Indonesia bersama delapan negara di ASEAN yang memang salah satunya terfokus untuk pertanian dan secara turun temurun, tentu ke depan perlu dibangun mekanisme yang komprehensif untuk mengawal sustainable agriculture. Juga untuk mengawal food security kita,” ujar Anggota DPR di komisi yang terkait dengan persoalan investasi (Komisi VI) ini.

Karena itu, ia menekankan adanya kerja sama komprehensif yang lebih luas dengan beberapa negara lain, misalnya Spanyol dan Swedia. Hal itu agar memastikan semua produk agrikultur Indonesia bisa mencapai pasar-pasar yang ada di kawasan Eropa. Indonesia juga harus melihat pasar Eropa, tapi di satu sisi Eropa juga harus diedukasi dengan produk-produk ASEAN, khususnya Indonesia.

“Ini yang harus kita dudukan bersama. Karena itu saya apresiasi semangat AIPA dan berbagai pihak untuk mengawal semua ini mencari win-win solution. Sehingga, pada ujungnya kita mampu meningkatkan investasi yang bertanggung jawab, yang lebih maksimal dan eksponensial untuk membangun ketahanan pangan, agrikultur yang berkelanjutan. Terpenting untuk memberikan kesejahteraan kepada petani,” tegasnya. •rdn

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *