PARLEMENTARIA, Boyolali – Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq menyoroti pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi calon jemaah haji. Dalam pernyataannya, ia menemukan beberapa fakta menarik perihal aspek kesehatan dan psikologis yang sangat penting dalam proses persiapan haji.
Salah satu poin yang disoroti adalah kewenangan dokter yang melakukan pemeriksaan kesehatan. Menurutnya, kesehatan tidak cukup menentukan apakah seseorang layak atau tidak untuk berangkat haji, tetapi dokter juga harus mempertimbangkan kondisi istitha’ah calon jemaah.
Pengertian istitha’ah adalah kondisi di mana seseorang memiliki persiapan finansial, pengetahuan tentang tata cara haji, kesehatan fisik dan mental yang memadai, serta sikap hati yang ikhlas.
“Menurut saya istitha’ah ini termasuk hal yang penting juga untuk memastikan bahwa calon jemaah memiliki kemampuan dan kesiapan yang cukup untuk menjalani ibadah haji dengan baik,” ucap Maman saat mengikuti Kunspek Komisi VIII DPR dalam kunjungannya ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2024).
Politisi F-PKB ini mengungkapan, perlunya kejujuran dari tenaga medis dalam memeriksa kesehatan dari calon jemaah haji. Pasalnya, disini ada salah satu Jemaah haji yang sudah lolos Istitha’ah kesehatan pada tahap awal, tetapi setelah diperiksa disini dari segi kesehatan tidak layak, bahkan belum vaksin.
“Celah ini yang akan ditelusuri oleh petugas haji yang bertanggung jawab, dimana celahnya sampai ada orang dengan kondisi seperti ini bisa lolos. Saya sekali lagi menilai bahwa kejujuran medis yang dilakukan oleh Doktor Fatma dan kawan-kawan ini menjadi catatan penting, kemudian bagi Jemaah Haji tidak boleh memaksakan kalau dia belum istitha’ah. Namun, saya memuji cara teman-teman secara komunikatif dari hati ke hati, sehingga ia bisa menerima dengan ikhlas tidak berangkat, hanya istrinya saja,” tukas Maman.
Ia juga menyoroti perlunya dukungan dalam bentuk alat-alat kesehatan dan obat-obatan untuk menjaga kesehatan calon jemaah haji. Dalam proses persiapan haji yang relatif singkat, yakni 24 jam dari kedatangan hingga penempatan di kamar masing-masing, penting bagi pemerintah untuk menyediakan fasilitas yang memadai guna memastikan kesehatan dan kenyamanan calon jemaah.
Selain itu, Legislator Dapil Jabar IX ini menilai, perlunya pendampingan psikologis bagi calon jemaah yang mungkin merasa cemas atau kesepian. Dalam hal ini, petugas yang mampu berkomunikasi dengan baik dengan calon jemaah sangat diperlukan untuk memberikan dukungan dan memastikan bahwa mereka merasa nyaman dan siap untuk menjalani ibadah haji.
“Saya berharap bahwa persiapan haji ini dapat dilakukan dengan lebih baik dan menyeluruh, sehingga calon jemaah dapat menjalani ibadah haji dengan lancar dan kesehatan yang terjamin,” tutupnya. •blf/aha