11 December 2024
Ekonomi dan Keuangan

BAKN Dukung Bio Farma Jadi ‘Game Changer’ Industri Farmasi Nasional

  • Maret 21, 2024
  • 0

Wakil Ketua BAKN DPR RI Hendrawan Supratikno saat mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja BAKN DPR RI dengan PT Bio Farma (Persero) di Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/3/2024). Foto:

BAKN Dukung Bio Farma Jadi ‘Game Changer’ Industri Farmasi Nasional
Wakil Ketua BAKN DPR RI Hendrawan Supratikno saat mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja BAKN DPR RI dengan PT Bio Farma (Persero) di Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/3/2024). Foto: Kiki/nr.

PARLEMENTARIA, Bandung – Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI mendukung PT Bio Farma (Persero) menjadi game changer atau agen perubahan industri farmasi yang mampu bersaing di kanca internasional. Demikian hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua BAKN DPR RI Hendrawan Supratikno di sela-sela pertemuan Tim Kunjungan Kerja BAKN DPR RI dengan PT Bio Farma (Persero) di Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/3/2024).

Hendrawan menjelaskan, Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati atau biodiversitas yang dapat diolah secara modern menjadi obat modern asli Indonesia. “Jadi sebenarnya kalau kita memetakan pada industri mana kita memiliki daya saing di Indonesia, salah satunya di industri farmasi karena kita memiliki biodiversitas yang luar biasa, kita memiliki flora fauna yang luar biasa,” ujar Hendrawan.

Hendrawan mengatakan, DPR juga mendukung PT Bio Farma (Persero) dari sisi anggaran, salah satunya dengan menyetujui penyertaan modal negara (PMN) untuk memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas usaha dalam rangka pemulihan ekonomi nasional oleh pemerintah. “Itu sebabnya kalau ini didukung oleh riset, teknologi, industri yang baik maka industri farmasi bisa menjadi salah satu game changer Indonesia untuk maju ke depannya,”

Terakhir, Hendrawan juga berharap PT Bio Farma menjalin koordinasi atau kerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi. “Itu sebabnya koordinasi kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan oleh BRIN, oleh BUMN dan seterusnya harus betul-betul diperbaiki, karena apa hasil riset di bawah koordanisi BRIN bisa dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang mampu menciptakan nilai tambah antara lain badan usaha milik negara,” tutup Hendrawan. •qq/aha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *